Tayangan di televisi itu membuatku berpikir, lalu kalau aku menjadi dia apa aku akan merasa bahagia? Pikirku setelah menyaksikan tayangan seseorang memenangkan uang sebesar 1 miliyar rupiah dari sebuah acara di televisi.
Apa aku
akan bahagia jika aku memiliki 1 miliar rupiah? Lalu, apakah kebahagiaan dapat
diukur dengan uang? Banyak orang mengatakan bukan, uang bukan sumber
kebahagiaan, justru uang akan membuat kita tidak puas dan akhirnya menjadi
serakah. Banyak orang berkata keluarga adalah kebahagiaan mereka, apakah
keluarga dapat dijadikan ukuran kebahagiaan? Lalu, bagaimana dengan mereka yang
berada dalam keluarga yang "broken home" atau tidak utuh lagi?
Sebagian orang juga mengatakan kebahagiaan mereka berdasarkan barang, jika
mereka memiliki barang bermerk maka mereka akan merasa bahagia.
Saat
merasa senang, kita tertawa. Saat merasa sedih, kita menangis. Namun ada juga,
tangisan kebahagiaan, menangis karena terharu, terlalu bahagia. Mengapa
tangisan yang biasanya melambangkan kesedihan justru dapat juga menjadi reaksi
orang karena terlalu bahagia? Menurutku, hal tersebut disebabkan karena realsi
orang terhadap suatu kejadian berbeda-beda. Lalu aku kembali berpikir, mungkin
persepsi atau ukuran bahagia setiap orang juga berbeda-beda. Misalkan saja seorang
anak mendapat nilai 99 dalam ulangan matematika yang dapat dikerjakannya dengan
mudah membuatnya merasa sedih, karena merasa tidak puas akan pencapaiannya yang
seharusnya dapat menjadi sempurna yaitu nilai 100, sedangkan ada seorang anak
yang mendapat nilai 76 dalam ulangan matematika yang dianggapnya sulit namun ia
merasa bahagia dan bersyukur karena nilai tersebut pas sekali kkm, sehingga ia
tidak perlu remedial. Tentu jika dilihat dari segi nilai, nilai 99 jauh lebih
tinggi dibanding nilai 76, lalu mengapa anak yang mendapat nilai 99 bersedih,
tetapi anak yang mendapat 76 bersyukur dan berbahagia? Dari contoh diatas dapat
dilihat bahwa persepsi bahagia setiap orang seperti kepribadian dan sikap
tiap-tiap orang adalah berbeda-beda.
Oleh
karena itu, janganlah kita membuat tolak ukur kebahagiaan untuk semua orang
atau menyama-nyamakan kebahagiaan kita dengan orang lain, karena seperti setiap
orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, begitu juga dengan persepsi
kebahagiaan setiap orang juga berbeda-beda.
Untuk itu, temukanlah hal-hal yang
membuat kita bahagia dengan cara-cara kita sendiri, karena kebahagiaan adalah
perasaan yang kita rasakan, dan bukan yang orang lain rasakan.
Let's be happy!
No comments:
Post a Comment