Tapi, lagi-lagi apa ukuran bahagia?
lama tidak menulis.
kesannya sudah banyak menulis, padahal baru 2 posts.
hallo lagi!
i'm back!
selama ini tidak menulis bukan karena tidak hidup.
bukan karena tidak ada apa-apa.
hanya belum ingin.
selama ini,
saya bertanya-tanya apa ukuran bahagia?
apa yang harus kita lakukan agar jadi bahagia?
mereka bilang bahagia adalah pilihan kita.
apa benar?
mereka bilang hidup selalu punya pilihan.
apa benar?
Apa semua orang punya batas waktu kebahagiaan?
dari yang saya amati,
saya tidak tahu apakah itu benar atau salah.
kadang menurut saya,
keadaan memaksa kita untuk tidak bahagia.
apa saya salah?
apa cara saya melihat masalah salah?
apa hanya saya yang merasa bahagia bisa expired?
dan seseorang tidak bisa bahagia selamanya?
isn't there such a thing as happily ever after?
...
kata dia saya terlalu pesimis melihat hidup.
apa itu karena lebih suka menyimpan masalah?
apa karena saya tidak berani menyuarakan pikiran saya?
apa semua salah saya?
Ada orang yang bisa tertawa lepas,
ceria setiap saat.
lalu saya berpikir
apakah dia selalu merasa demikian?
apa dia pernah menangis tersedu-sedu
saat tertimpa masalah?
atau walaupun dia sedih
dia tetap bersyukur?
apa setelah itu dia akan dapat tertawa lagi?
apakah kebahagiaan itu tergantung keadaan
atau
semua itu tegantung persepsi orang melihatnya?
semoga jawabannya tergantung persepsi orang melihatnya.
karena saya masih percaya semua orang berhak merasa bahagia.
xoxo, one confused Naomi.
No comments:
Post a Comment