search

Thursday, July 17, 2014

pre. tend. ing

pura-pura. 


dia tersenyum
tapi tidak senang.

dia ada disana
tapi tak dianggap.

dia mencoba berbicara
tapi tak didengar.

dia punya jawaban
tapi disimpannya.

namun,

mereka tidak jahat
juga
mereka tidak baik.

mungkin
mereka tidak tertarik.

mungkin 
mereka terlalu asik.

mungkin 
dia yang tak pernah berpartisipasi.

itu bukan salah dia
ataupun mereka.

tapi keduanya
terus berpura-pura

seakan tidak ada apa-apa.



Ukuran Bahagia.

Tapi, lagi-lagi apa ukuran bahagia?

lama tidak menulis. 
kesannya sudah banyak menulis, padahal baru 2 posts.

hallo lagi!

i'm back!

selama ini tidak menulis bukan karena tidak hidup.
bukan karena tidak ada apa-apa.
hanya belum ingin. 

selama ini, 
saya bertanya-tanya apa ukuran bahagia?

apa yang harus kita lakukan agar jadi bahagia?

mereka bilang bahagia adalah pilihan kita.
apa benar?

mereka bilang hidup selalu punya pilihan.
apa benar?

Apa semua orang punya batas waktu kebahagiaan?
dari yang saya amati,
saya tidak tahu apakah itu benar atau salah.
kadang menurut saya, 
keadaan memaksa kita untuk tidak bahagia.
apa saya salah?

apa cara saya melihat masalah salah?

apa hanya saya yang merasa bahagia bisa expired?

dan seseorang tidak bisa bahagia selamanya?

isn't there such a thing as happily ever after?





... 



kata dia saya terlalu pesimis melihat hidup.

apa itu karena lebih suka menyimpan masalah?

apa karena saya tidak berani menyuarakan pikiran saya?

apa semua salah saya?



Ada orang yang bisa tertawa lepas,

ceria setiap saat.

lalu saya berpikir 

apakah dia selalu merasa demikian?

apa dia pernah menangis tersedu-sedu 

saat tertimpa masalah?

atau walaupun dia sedih

dia tetap bersyukur?

apa setelah itu dia akan dapat tertawa lagi?





apakah kebahagiaan itu tergantung keadaan  

atau

semua itu tegantung persepsi orang melihatnya?



semoga jawabannya tergantung persepsi orang melihatnya.

karena saya masih percaya semua orang berhak merasa bahagia.



xoxo, one confused Naomi.